JR
Jalasah Ruhiy (mendudukkan
ruhiyah) :)
Sebenarnya seperti kajian-kajian yang biasa
teman-teman hadiri juga. Hehehe, saya pikir teman-teman pastilah rindu kajian
kita di kampus. Iya kan? :)
Kali ini Jalasah Ruhiy (JR)
bertempat di Mesjid Raya Sumatera Barat, mesjid agung nan mewah di sisi kiri
jalan raya khatib Sulaiman, jika teman2 berangkatnya pake angkot labor,
berhenti di depan basko n naik bus kota setelahnya..sampai dech di sana. Kalu
naik motor bisa lebih cepat, heheh
Agak terlambat memang, tak palah.
Asal masih bisa mencatat point2 penting dari penuturan Al Ustadz
Inti dari JR kali ini adalah
tentang pemaknaan kita terhadap tahun baru hijriyyah. Al ustadz menceritakan
tentang proses keberangkatan hijrah nabi ke madinah. Kita ulang-ulang lagi
ceritanya…kita ambil ibrahnya, kita resapi maknanya. Kalu ada yang kurang di
tambahkan aja yaaaa…;)
Kaum muslimin yang masuk islam
saat itu kebanyakan berasal dari kelompok yang strata sosialnya dipandang
rendah dan lemah. Seperti yang kita tau, konsekuensi memilih islam adalah
bersedia menghadapi tekanan dari Kafir Quraisy, tekanan dan siksaan di luar
batas-batas kemanusiaan, demi menegakkan keimanan yang telah menghujam kuat dalam
dada. Beruntunglah kita sudah berada dalam era yang berbeda, era dimana kita
punya kebebasan memproklamirkan keislaman kita.
Hingga dalam keadaan tertindas
ini, turunlah ayat yang menyuruh untuk hijrah, tidak boleh menerima keadaan
begitu saja, bumi Allah begitu luas, maka carilah tempat yang sekiranya bisa menaungi
keislaman, memberikan penguatan, mengokohkan pijakan kaki, dan menentramkan
nurani.
Kaum muslimin hijrah secara
sembunyi2, banyak harta benda yang ditinggalkan yang kelak menjadi rebutan kaum
kafir quraisy. Hanya satu orang yang terang-terangan dengan hijrahnya, dialah
Umar. Umar, manusia arogan pada masa jahiliah yang sebelum keislamannya mencari
Muhammad untuk memenggal kepalanya, sekarang berbalik ingin memenggal kepala
para musuh Muhammad dan yang telah menyakiti
Muhammad, dengan pedang yang sama yang sekarang makin berkilauan dengan
keimanan.
“Siapa yang rela melihat istri
kehilangan suami, anak kehilangan ayah, silakan temuai aku di balik bukit” kira-kira
demikian sang Alfaruq berkata..
Setelah semua kaum muslimin
hijrah secara sembunyi2 dan berangsur2 tinggallah Nabi dan Abu Bakar. Siang
hari yang panas dan terik itu, ditemui lah oleh nabi ayahandanya Aisyah ini ke rumahnya,
tujuan dari kedatangan nabi ke rumah Abu Bakar adalah untuk memberitahukan
bahwa Nabi sudah diperbolehkan hijrah oleh Allah, dan Abu Bakar pun bersedia
menjadi kawan perjalanan. Abu bakar membersamai nabi dalam perjalan yang full
hikmah n baroakah,dan insyaAllah menjadi ibrah ini. Kita tahu ceritanya
bagaimana sengatan ular dan serangga berbahaya yang menggigit Abu Bakar kala
itu, ditahannya rasa sakit agar sang nabi yang tertidur pulas di pahanya itu tidak terganggu, karena rasa sakit yang
tak tertahankan lagi, saat rasa sakit telah mengiris-ngiris ulu hati, kita
dapati bahwa, tetes air mata Abu Bakar membasahi wajah nabi, dan Nabi pun
terbangun.
Hmm persahabatan macam apakah itu?
Dialah iman, dialah ukhuwah yang membersamai orang-orang shalih seperti mereka.
Moga kita bisa memperbaiki ukhuwwah, kita rajut kembali, agar kelak di surga
kita menempati menara cahaya tempat orang-orang yang saling mencintai
karenaNya, Mudah2an begitu,,amiin, ( Ayo, aminkan sama2)
LA TAHZAN, INNALLOHA MA’ANA, demikian nabi menguatkan
ketika Abu Bakar mulai goyah, saat tau status mereka sebagai the most wanted kala itu.
Tempat tidur nabi kala itu
digantikan oleh Ali. Sementara Nabi dan Abu Bakar telah berangkat dan bermukim
di gua tsur 3 hari lamanya. Gua yang sebenarnya tidak begitu dalam, yang
sebenarnya dengan melihat ke bawah dari bagian gua, niscaya akan ditemukan dua
sosok manusia yang sedang bersembunyi, namun Allah berkehendak lain, Kafir
Quraisy tak menemukan mereka. Di sinilah peran Asma’ binti abu Bakar diperlukan
sebagai pembawa makanan untuk Nabi dan ayahnya tercinta. Yang kelak kita
mengenalnya sebagai wanita pembawa dua ikat pinggang, ‘Dzatunnithaqain’.
Kenapa kakanya Aisyah ini
digelari dengan wanita pembawa dua ikat pinggang? Hadits berikut ini akan
menjawabya. Dari Asma’ ia bercerita ”Aku membuat ransum unutk Rasulullah di
rumah bapakku, ketika beliau berhijrah ke madinah. Kami tidak mendapatkan tali
untuk mengikat ransum makanan dan wadah minuman. Aku berkata kepada bapakku “Aku
tidak mendapati sesuatu untuk mengikatnya kecuali sabukku ini”, Bapakku berkata
, “Belahlah sabuk itu menjadi dua. Gunakan belahan yang satu untuk mengikat
wadah minuman yang satunya lagi untuk mengikat ransum makan, “ Aku melaksanakan
perintah bapakku itu, karena itulah aku dinamakan ‘Dzatunnithaqain’ ( Shahih Bukhari, 2979). Nah sekarang jelaskan
sahabat, kenapa asma’ digelari ‘Dzatunnithaqain’,
kalau besok ada yang nanya jangan lupa yaa ;)
Sesampainya di Madinah Nabi dan
Abu Bakar di sambut dengan meriah. Kalu di sumbar mungkin di sambut dengan tari
galombang, hmm begitulah kira2.mereka di sambut penuh suka cita “ Thala’al
Badru Alaina, waj’al lillahi da..” begitukan lagunya? Sambutan meriah oleh
penduduk madinah yang saat itu sudah banyak yang memeluk islam, karena hasil
kerja keras seorang delegasi yang bernama Mus’ab Bin Umair, Mus’ab Al khair
begitu gelarnya, Mus’ab diutus lebih
dahulu ke madinah oleh Nabi, seorang remaja yang paling menonjol, paling tampan
, dan paling bersemangat.;)
Saat Mus’ab memasuki madinah,
jumlah orang islam hanya 12 orang, begitu
Khalid Muhammad Khalid mencatat dalam “60 shirah sahabat Rasulullah SAW”.
Hanya dalam waktu beberapa bulan, penduduk Madinah sudah berbondong-bondong
masuk islam, Wah.. Subhanalloh sekali ya,,,;)
Nah, Mulailah Nabi menyusun
struktur masyarakat di sini, tidak hanya me-reform system yang sudah ada, tapi
menghasilakn sesuatu yang luar biasa, hingga islam berkembang pesat di madinah,
sebagi Rahmatan Lil’alamiin.
Nah, di akhir ceritanya Al-ustadz
menegaskan, hijrahnya Nabi bukan dalam rangka lari, atau takut kepada musuh,
tapi dalam rangka menyelamatkan iman yang kondisinya mulai menggelisahkan.
Mungkin demikian reportase JR
kemaren, mudah2an menginspirasi, dan mengilhami, semoga semangat berbenah itu
selalu ada, semangat untuk hijrah ke arah yang lebih baik tentunya. Cita dan
tujuan selalu ada jauh di depan, gairah dan hasrat membuatnya terasa dekat,
mari kita sambut cita dan tujuan dengan sehangat semangat, sebening
prasangka,sekokoh janji, dan seindah mimpi. Ayo kita eja sama2 :
S.E.M.A.N.G.A.T
Seperti kata-kata stikernya syi’ar
FORSIA:
C A U T I
O N
DOELOE
“BOEROEK”
SEKARANG
“BAIK”
_________________
DULU
“BAIK”
CEKALANG
“LEBIH BAIK”
SELAMAT TAHUN BARU 1434 H
KEMUSLIMAH FORSIA FMIPA UNP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar