Kamis, 15 November 2012

JR

Jalasah Ruhiy (mendudukkan ruhiyah) :)

Sebenarnya seperti kajian-kajian yang biasa teman-teman hadiri juga. Hehehe, saya pikir teman-teman pastilah rindu kajian kita di kampus. Iya kan? :)

Kali ini Jalasah Ruhiy (JR) bertempat di Mesjid Raya Sumatera Barat, mesjid agung nan mewah di sisi kiri jalan raya khatib Sulaiman, jika teman2 berangkatnya pake angkot labor, berhenti di depan basko n naik bus kota setelahnya..sampai dech di sana. Kalu naik motor bisa lebih cepat, heheh

Agak terlambat memang, tak palah. Asal masih bisa mencatat point2 penting dari penuturan Al Ustadz

Inti dari JR kali ini adalah tentang pemaknaan kita terhadap tahun baru hijriyyah. Al ustadz menceritakan tentang proses keberangkatan hijrah nabi ke madinah. Kita ulang-ulang lagi ceritanya…kita ambil ibrahnya, kita resapi maknanya. Kalu ada yang kurang di tambahkan aja yaaaa…;)

Kaum muslimin yang masuk islam saat itu kebanyakan berasal dari kelompok yang strata sosialnya dipandang rendah dan lemah. Seperti yang kita tau, konsekuensi memilih islam adalah bersedia menghadapi tekanan dari Kafir Quraisy, tekanan dan siksaan di luar batas-batas kemanusiaan, demi menegakkan keimanan yang telah menghujam kuat dalam dada. Beruntunglah kita sudah berada dalam era yang berbeda, era dimana kita punya kebebasan memproklamirkan keislaman kita.

Hingga dalam keadaan tertindas ini, turunlah ayat yang menyuruh untuk hijrah, tidak boleh menerima keadaan begitu saja, bumi Allah begitu luas, maka carilah tempat yang sekiranya bisa menaungi keislaman, memberikan penguatan, mengokohkan pijakan kaki, dan menentramkan nurani.

Kaum muslimin hijrah secara sembunyi2, banyak harta benda yang ditinggalkan yang kelak menjadi rebutan kaum kafir quraisy. Hanya satu orang yang terang-terangan dengan hijrahnya, dialah Umar. Umar, manusia arogan pada masa jahiliah yang sebelum keislamannya mencari Muhammad untuk memenggal kepalanya, sekarang berbalik ingin memenggal kepala para musuh Muhammad dan yang telah menyakiti  Muhammad, dengan pedang yang sama yang sekarang makin berkilauan dengan keimanan.

“Siapa yang rela melihat istri kehilangan suami, anak kehilangan ayah, silakan temuai aku di balik bukit” kira-kira demikian sang Alfaruq berkata..

Setelah semua kaum muslimin hijrah secara sembunyi2 dan berangsur2 tinggallah Nabi dan Abu Bakar. Siang hari yang panas dan terik itu, ditemui lah oleh nabi ayahandanya Aisyah ini ke rumahnya, tujuan dari kedatangan nabi ke rumah Abu Bakar adalah untuk memberitahukan bahwa Nabi sudah diperbolehkan hijrah oleh Allah, dan Abu Bakar pun bersedia menjadi kawan perjalanan. Abu bakar membersamai nabi dalam perjalan yang full hikmah n baroakah,dan insyaAllah menjadi ibrah ini. Kita tahu ceritanya bagaimana sengatan ular dan serangga berbahaya yang menggigit Abu Bakar kala itu, ditahannya rasa sakit agar sang nabi yang tertidur pulas di pahanya  itu tidak terganggu, karena rasa sakit yang tak tertahankan lagi, saat rasa sakit telah mengiris-ngiris ulu hati, kita dapati bahwa, tetes air mata Abu Bakar membasahi wajah nabi, dan Nabi pun terbangun.

Hmm persahabatan macam apakah itu? Dialah iman, dialah ukhuwah yang membersamai orang-orang shalih seperti mereka. Moga kita bisa memperbaiki ukhuwwah, kita rajut kembali, agar kelak di surga kita menempati menara cahaya tempat orang-orang yang saling mencintai karenaNya, Mudah2an begitu,,amiin, ( Ayo, aminkan sama2)

 LA TAHZAN, INNALLOHA MA’ANA, demikian nabi menguatkan ketika Abu Bakar mulai goyah, saat tau status mereka sebagai the most wanted kala itu.

Tempat tidur nabi kala itu digantikan oleh Ali. Sementara Nabi dan Abu Bakar telah berangkat dan bermukim di gua tsur 3 hari lamanya. Gua yang sebenarnya tidak begitu dalam, yang sebenarnya dengan melihat ke bawah dari bagian gua, niscaya akan ditemukan dua sosok manusia yang sedang bersembunyi, namun Allah berkehendak lain, Kafir Quraisy tak menemukan mereka. Di sinilah peran Asma’ binti abu Bakar diperlukan sebagai pembawa makanan untuk Nabi dan ayahnya tercinta. Yang kelak kita mengenalnya sebagai wanita pembawa dua ikat pinggang, ‘Dzatunnithaqain’.

Kenapa kakanya Aisyah ini digelari dengan wanita pembawa dua ikat pinggang? Hadits berikut ini akan menjawabya. Dari Asma’ ia bercerita ”Aku membuat ransum unutk Rasulullah di rumah bapakku, ketika beliau berhijrah ke madinah. Kami tidak mendapatkan tali untuk mengikat ransum makanan dan wadah minuman. Aku berkata kepada bapakku “Aku tidak mendapati sesuatu untuk mengikatnya kecuali sabukku ini”, Bapakku berkata , “Belahlah sabuk itu menjadi dua. Gunakan belahan yang satu untuk mengikat wadah minuman yang satunya lagi untuk mengikat ransum makan, “ Aku melaksanakan perintah bapakku itu, karena itulah aku dinamakan ‘Dzatunnithaqain’ ( Shahih Bukhari, 2979). Nah sekarang jelaskan sahabat, kenapa asma’ digelari ‘Dzatunnithaqain’, kalau besok ada yang nanya jangan lupa yaa ;)

Sesampainya di Madinah Nabi dan Abu Bakar di sambut dengan meriah. Kalu di sumbar mungkin di sambut dengan tari galombang, hmm begitulah kira2.mereka di sambut penuh suka cita “ Thala’al Badru Alaina, waj’al lillahi da..” begitukan lagunya? Sambutan meriah oleh penduduk madinah yang saat itu sudah banyak yang memeluk islam, karena hasil kerja keras seorang delegasi yang bernama Mus’ab Bin Umair, Mus’ab Al khair begitu gelarnya,  Mus’ab diutus lebih dahulu ke madinah oleh Nabi, seorang remaja yang paling menonjol, paling tampan , dan paling bersemangat.;)

Saat Mus’ab memasuki madinah, jumlah orang islam hanya 12 orang, begitu  Khalid Muhammad Khalid mencatat dalam “60 shirah sahabat Rasulullah SAW”. Hanya dalam waktu beberapa bulan, penduduk Madinah sudah berbondong-bondong masuk islam, Wah.. Subhanalloh sekali ya,,,;)

Nah, Mulailah Nabi menyusun struktur masyarakat di sini, tidak hanya me-reform system yang sudah ada, tapi menghasilakn sesuatu yang luar biasa, hingga islam berkembang pesat di madinah, sebagi Rahmatan Lil’alamiin.

Nah, di akhir ceritanya Al-ustadz menegaskan, hijrahnya Nabi bukan dalam rangka lari, atau takut kepada musuh, tapi dalam rangka menyelamatkan iman yang kondisinya mulai menggelisahkan.

Mungkin demikian reportase JR kemaren, mudah2an menginspirasi, dan mengilhami, semoga semangat berbenah itu selalu ada, semangat untuk hijrah ke arah yang lebih baik tentunya. Cita dan tujuan selalu ada jauh di depan, gairah dan hasrat membuatnya terasa dekat, mari kita sambut cita dan tujuan dengan sehangat semangat, sebening prasangka,sekokoh janji, dan seindah mimpi. Ayo kita eja sama2 : S.E.M.A.N.G.A.T

Seperti kata-kata stikernya syi’ar FORSIA:

C A U T I O N

DOELOE “BOEROEK”

SEKARANG “BAIK”

_________________

DULU “BAIK”

CEKALANG “LEBIH BAIK”

 

SELAMAT TAHUN BARU 1434 H

KEMUSLIMAH FORSIA FMIPA UNP


Tidak ada komentar:

Posting Komentar